Dilansir di Arab News pada Selasa (18/9), keberadaan pusat perbelanjaan diperkirakan meningkat sekitar 280 ribu hingga 338 ribu meter persegi pada 2020 dan menjadi 804 ribu meter persegi pada 2025. Menurut penelitian baru yang diterbitkan perusahaan penasehat real estate Colliers International, ada peningkatan hampir 200 persen pengunjung internasional di Makkah.
Direktur pengatur Colliers International KSA Imad Damrah mengatakan, Makkah mengalami tahap pengembangan strategis untuk meningkatkan konektivitas, kapasitas, dan pengalaman jamaah umrah dan haji selama tinggal di Tanah Suci. Saat ini, ada beberapa proyek infrastruktur dan transportasi strategis, termasuk Ekspansi Haram Suci, Kereta Api Kecepatan Tinggi Haramain, dan Bandara Internasional King Abdulaziz.
Sayangnya, sektor ritel Kota Suci belum dimanfaatkan. Padahal, sektor tersebut menawarkan potensi besar bagi investor.
Saat ini, Makkah memiliki pusat perbelanjaan 140 meter persegi per 1.000 orang. Luas itu lebih rendah dari kota-kota utama lainnya. Mengingat, Kota Suci dikunjungi sekitar 8,5 juta jamaah internasional pada 2017 (terdiri atas 6,8 juta jamaah umrah dan 1,7 juta jamaah haji).
Damrah mengatakan, Makkah memiliki tingkat kepadatan pusat perbelanjaan yang lebih rendah daripada Madinah. Padahal, Makkah memiliki basis populasi yang lebih besar, jumlah kunjungan yang lebih tinggi dari jamaah internasional, dan berbagi demografi dan tingkat pendapatan yang sama.
“Pasar Makkah masih baru dan tertinggal, menunjukkan ada potensi yang belum dimanfaatkan untuk pengembangan pusat perbelanjaan atau kondisi pasar yang menantang untuk mendukung pertumbuhan pasokan,” kata Damrah.
Damrah mengatakan campuran penyewa terbesar di mal masih fokus pada mode (51 persen), kesehatan dan kecantikan (delapan persen), dan hiburan (12 persen). Tidak adanya regenerasi merek baru, memperparah kualitas hiburan yang tak pernah berubah. Kondisi itu yang memotivasi penduduk Makkah untuk berbelanja dan berburu makanan di Jeddah.
Sekitar 77 persen dari pasokan ritel Makkah terfragmentasi terdiri atas toko-toko tradisional dan daring. Sedangkan ruang pamer dan toko ritel yang terorganisir, misalnya pusat perbelanjaan, menyumbang 23 persen sisanya.
Pengembang dan pengecer menyoroti beberapa perkembangan ritel utama, termasuk fase yang tersisa dari Jabal Omar yang merupakan pusat perbelanjaan di King Abdul Aziz Road Development, Muzdifah Mall oleh Al-Hokair Group, dan Abraj Kudai yakni sebuah hotel yang sedang dibangun di Makkah.