REPUBLIKA.CO.ID, Video jamaah umrah Indonesia menyanyikan lagu “Yaa Lal Wathan” yang menyebar di dunia maya menjadi perhatian Kerajaan Arab Saudi. Duta Besar (Dubes) Kerajaan Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah as-Shuaibi menegaskan, siapa pun yang menginjakkan kaki di Tanah Suci harus menjaga adab.
“Kami imbau agar para jamaah fokus ibadah dan menjaga etika,” kata Osama dalam jamuan makan malam bersama ulama di kediaman Dubes Arab Saudi di Jakarta, Selasa (27/2).
Video tersebut menjadi perhatian banyak pihak. Masyarakat dari berbagai kalangan mengomentari dan menyikapi video tersebut dengan komentar yang beragam.
Aparat Kerajaan Saudi, menurut Osama, menyayangkan kegiatan jamaah umrah tersebut. Aparat Kerajaan Saudi tidak dapat membiarkan adanya aktivitas seperti itu. Sebab, jika kegiatan semacam itu dibiarkan, dikhawatirkan semakin meluas dan menimbulkan kegaduhan. Tanah Suci yang seharusnya tenang untuk beribadah nantinya menjadi tidak kondusif.
“Kami tidak ingin ada kegaduhan, seperti yang kerap dilakukan kelompok Syiah zaman dulu,” kata dia.
Osama menjelaskan, dulu kelompok Syiah Qaramithah menghimpun massa untuk menghancurkan Masjid al-Haram. Mereka merobek kiswah Ka’bah dan mencuri Hajar Aswad.
“Bayangkan kegaduhan tersebut. Dampaknya begitu besar. Umat Islam dari berbagai penjuru dunia datang berhaji dan berumrah, ingin mencium Hajar Aswad, tapi tidak ada. Selama 20 tahun batu hitam itu dicuri hingga akhirnya kini sudah kembali lagi,” kata Osama menceritakan sejarah upaya penghancuran Masjid al-Haram.
Kerajaan Saudi, lanjut Osama, mengimbau seluruh elemen umat Islam untuk bersama-sama menjaga keutuhan Tanah Suci. Mereka yang sudah mengikhlaskan dirinya untuk melaksanakan rukun Islam kelima (haji) maupun umrah harus fokus ibadah. Mereka harus menjaga diri dengan berakhlak mulia.
Pihak Kerajaan Arab Saudi, menurut Osama, akan sekuat tenaga memberikan pelayanan terbaik kepada para jamaah. “Doakan kami agar selalu diberikan kekuatan melayani para tamu Allah yang hendak beribadah dalam kekhusyukan,” ujar dia.Terkait jamaah umrah Indonesia yang menyanyikan lagu “Yaa Lal Wathan” saat sa’i, Ketua Umum PP Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, hal itu merupakan spontanitas. Ia meminta maaf jika hal itu dianggap mengganggu hubungan bilateral Indonesia dan Arab Saudi.
“Jadi, syair “Yaa Lal Wathan” yang dikumandangkan Banser di mas’a (tempat sa’i) itu adalah murni spontanitas,” ujar pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu, Rabu (28/2).
Spontanitas itu, menurut dia, muncul dari kebiasaan yang selama ini dilakukan oleh sahabat-sahabat Banser di Tanah Air atas situasi yang dirasakan mengancam persatuan bangsa. “Ketika sa’i itu, ada ruang kosong sekitar 20 meter menjelang Bukit Marwa, di situlah spontanitas muncul,” katanya.
Sekali lagi ia menekankan, hal itu terjadi semata-mata karena kecintaan kepada Tanah Air dan sama sekali tidak ada muatan politis. Jika kemudian hal itu dianggap mengganggu hubungan diplomatik Indonesia dan Arab Saudi, Banser GP Ansor tidak pernah menduga akan sampai demikian.
Kasubdit Bimbingan Jamaah Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Endang Jumali mengatakan, pihaknya tetap berupaya memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait aktivitas kurang lazim yang dilakukan jamaah umrah Indonesia saat sa’i.
Menindaklanjuti info dari KBRI di Arab Saudi, ia mengatakan, Kemenag segera mengirimkan edaran kepada pihak-pihak terkait, seperti Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) dan travel-travel umrah. Melalui edaran itu, pihak KBIH dan travel diminta melakukan manasik yang berpedoman pada ketentuan dari Kemenag.
“Selanjutnya, meminta agar jamaah menjaga kesakralan tempat suci, yaitu Masjid al-Haram. Dan agar mereka menjaga dan menaati aturan yang sudah ditetapkan Pemerintah Arab Saudi,” kata Endang.
Imbauan juga disampaikan Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh. Ia meminta seluruh ekspatriat ataupun jamaah haji dan umrah Indonesia untuk mematuhi peraturan dan norma-norma yang berlaku di Arab Saudi. (kiki sakinah, Pengolah: wachidah handasah).