All posts by albesta81

Jamaah Umrah Mulai Datangi VFS TasHeel untuk Rekam Biometrik

IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang
menetapkan aturan rekam biometrik untuk pengajuan visa umrah membuat
jamaah Indonesia mulai mendatangi Pusat Layanan Visa untuk Arab Saudi.
Salah satunya yakni di VFS TasHeel Epiwalk, Rasuna Said, Jakarta
Selatan.

Dari pantauan Republika.co.id, Senin (1/10), beberapa warga yang
hendak berangkat umrah mulai mencari informasi di VFS TasHeel Epiwalk
yang baru diresmikan keberadaannya oleh Kedutaan Besar Arab Saudi
untuk Indonesia, Sabtu (29/9) lalu.

Warga ingin mengetahui prasyarat yang harus dipenuhi untuk
melaksanakan rekam biometrik sebagai syarat memperoleh visa untuk
umrah. Acha Prayogi salah satunya, yang juga merupakan pemilik biro
perjalanan umrah Tima Wisata.

Keputusan Pemerintah Arab Saudi yang menetapkan penyertaan rekam
biometrik untuk pengajuan visa umrah mulai 24 Oktober, membuat Acha
langsung melakukan pendataan terhadap jamaahnya yang akan berangkat
dalam waktu dekat. Acha pun mendatangi VSF TasHeel Epiwalk untuk
memperoleh informasi lengkap terkait rekam biometrik.

“Karena sekarang ada peraturan baru dari Arab Saudi harus ada sidik
jari dan periksa retina mata unutk memperoleh visa. Sebelumnya kan
tidak ada, jadi saya coba tanya-tanya dulu,” tutur Acha.

Sebelum adanya kebijakan baru dari Pemerintah Arab Saudi, pemeriksaan
biometrik jamaah umrah dilakukan ketika jamaah telah mendarat di
Bandara Arab Saudi. Dengan adanya aturan itu membuat biro perjalan
umrah pun harus memastikan jamaah yang merupakan konsumennya telah
melakukan rekam biometrik di dalam negeri agar memperoleh visa untuk
berumrah.

Untuk dapat melakukan rekam biometrik, jamaah hanya perlu membawa
paspor, keterangan dari biro umrah (khusus yang melakukan rekam
biometrik secara individu), dan membawa uang sebagai biaya rekam
biometrik sebesar Rp 120 ribu.

Acha mengatakan pendaftaran untuk melakukan rekam biometrik juga bisa
dikoordinir oleh biro perjalanan umrah.
Setelah memperoleh tanggal pelaksaaan rekam biometrik dari Pusat
Layanan Visa untuk Arab Saudi, jamaah dapat datang bersamaan untuk
melakukan rekam biometrik. “Cuma maksimal itu 10 orang per tiap
tempat, jadi mungkin solusinya bagi kami nanti di VFS TasHeel sini 10
dan di tempat lainnya 10, di bagi-bagi saja,” kata Acha.

Acha mengatakan biro perjalanan umrahnya akan memberangkatkan sekitar
25 jamaah umroh pada November mendatang. Menurut Acha, dengan adanya
kebijakan baru dari Pemerintah Arab Saudi, membuat biro perjalanan
umrah harus mensosialisasikan kepada jamaah agar bisa mengikuti rekam
biometrik.

Pengunjung VFS TasHeel Epiwalk lainnya, Hassan mengatakan rekam
biometrik bagi jamaah yang hendak berangkat umrah merupakan hal yang
wajar. Menurutnya rekam biometrik sangat diperlukan terutama bagi
warga Indonesia yang hendak melakukan umrah maupun dalam pelaksanaan
haji.

Dia mengatakan, biaya rekam biometrik bagi jamaah yang hendak umrah
pun sesuai standar. Selain itu, masyarakat perlu bersabar dan tertib
mengikuti semua prosedur untuk memperoleh visa perjalanan umrah.
“Prosesnya sama seperti rekam biometrik kunjungan ke negara lain,
Eropa misalnya. Tak butuh waktu lama juga, saya pikir diikuti saja
atruannya,” tutur Hassan.

Sumber : https://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/umrah/18/10/01/pfxdbc384-jamaah-umrah-mulai-datangi-vfs-tasheel-untuk-rekam-biometrik

ARTIKEL 57

Kemenag Harus Terbuka Paparkan Evaluasi Haji 2018

IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Pengamat haji Indonesia Ade Mafruddin meminta
Kementerian Agama (Kemenag) lebih terbuka memaparkan hasil evaluasi
penyelenggaraan ibadah haji 2018. Ia meminta adanya perincian ihwal
kategori yang dipresentasikan memberi layanan bagus untuk jamaah haji.

“Sifatnya kurang memberi sentuhan perubahan. Misalnya, dari sekian
banyak aspek, mana yang kategori bagus. Jangan di rata-ratakan seluruh
aspek puas dengan layanan,” kata dia kepada Republika.co.id, Senin
(1/10).

Menurut Ade apabila pemerintah memaparkan secara umum layanan haji
berlangsung dengan baik, maka tunjukkan juga efektivitasnya. Ia
menyontohkan, tidak ada efektivitas dari petugas haji. Pun kinerja
petugas haji juga tidak dianggap sebagai ujung tombak peningkatan dan
perbaikan layanan.

Setiap tahun, ia mengatakan, Kemenag mengangkat petugas haji berbeda
yang mana belum paham medannya. Menurut dia, petugas haji tidak boleh
lahir instan. Artinya, harus ada pembekalan tiga hingga lima tahun
agar paham dengan tugasnya di Tanah Suci.

“Kalau aspeknya pelayanan, peningkatan mutu prima, profesionalitas
dalam penyelenggaraan dan layanan. Maka menyediakan petugas bukan yang
sifatnya instan, tapi yang permanen,” tutur Ade.

Bahkan, ia menyayangkan ada Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) yang
posisinya sama dengan jamaah haji atau belum pernah berhaji. “Ini kan
juga disayangkan. Jadi kurang maksimal petugasnya,” tutur dia.

Selain itu, ia mendorong adanya peningkatan kuantitas pemondokan. Saat
ini, ada 16 pemondokan yang sifatnya sewa full musim tiga tahun dengan
biaya sewa sama. Ia mempertanyakan kenapa pemerintah tidak bisa
menyewa 160 pemondokan full musim.

“Harusnya ada peningkatan terus. Jangan bilang kita tak sanggup,
buktinya ada 16 yang tiga tahun bisa kita sewa dengan harga tetap.
Jadi ada hal-hal yang menurut saya perlu pemerintah benahi dari sisi
akomodasinya,” tutur Ade.

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU)
Kemenag menggelar evaluasi pelayanan ibadah haji pada 28-30 September
di DI Yogyakarta. Evaluasi berfokus pada tiga layanan haji, yakni
akomodasi, konsumsi, dan transportasi darat di Saudi.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Ditjen PHU Kemenag Sri Ilham Lubis
mengakui masih ada yang perlu diperbaiki dari layanan akomodasi.
Khususnya, terkait sistem sewa hotel di Madinah. Menurut dia, harus
ada kepastian lagi terkait penempatan jamaah. Dengan demikian, kendati
penerbangan jamaah tertunda, hotel yang disewa tetap bisa dihuni. Dia
mengusulkan semua akomodasi jamaah di Saudi bisa menggunakan full
musim.

Sumber : https://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnal-haji/18/10/01/pfx8x9384-kemenag-harus-terbuka-paparkan-evaluasi-haji-2018

ARTIKEL 56

Amphuri Target Gabungkan PIHK dalam Satu Maktab Tahun Depan

IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah (Amphuri) merancang sejumlah target untuk memperbaiki layanan penyelenggaraan ibadah haji khusus tahun depan. Salah satu target Amphuri adalah menggabungkan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dalam satu maktab.

 “Kalau target Amphuri musim haji yang akan datang, kita ingin PIHK dapat digabungkan di satu maktab,” kata Sekretaris Jenderal Amphuri Firman M Nur kepada Republika.co.id, Rabu (26/9).

Ia menjelasakan penggabungan itu tidak lain untuk memudahkan Amphuri berkoordinasi dan bersinergi antaranggota. Dengan demikian, memudahkan dan meningkatkan layanan sosial pada jamaah haji.

Ia mencontohkan salah satu layanan paling krusial adalah soal kesehatan. Menurut dia, apabila PIHK tidak berada dalam satu maktab, asosiasi tidak bisa menyiapkan ambulans selama berada di Arafah dan Mina.

Terkait target tersebut, Firman optimistis muassasah bersedia mengakomodirnya. “Insya Allah diijabah (target itu). Tampaknya akan digabung dalam satu maktab,” ujar dia.

Firman menjelaskan maktab adalah kantor administrasi. Maktab merupakan kantor pelayanan haji di Arafah, Mina, kepulangan, dan keberangkatan.

Kan kalau satu maktab koordinasi mudah sehingga pelayanan bersumber satu. Kegiatan lebih bisa terkonsolidasi,” kata dia.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menggelar rapat evaluasi operasional haji 2018. Evaluasi digelar di Kantor Daker Makkah dan diikuti Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, para kepala Daerah Kerja, serta sejumlah kepala bidang layanan haji, mulai dari transportasi, katering, akomodasi, dan perlindungan jamaah.

Menag mengapresiasi kinerja PPIH Arab Saudi pada musim haji 1439 H/2018. Menurut dia, secara umum penyelenggaraan haji tahun ini berjalan dengan baik.

SUMBER : https://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnal-haji/18/09/26/pfnxy1366-amphuri-target-gabungkan-pihk-dalam-satu-maktab-tahun-depan

ARTIKEL 55

Amphuri Nilai Penyelenggaraan Haji Tahun ini Lebih Baik

IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah (Amphuri) mengamini penyelenggaraan haji tahun ini lebih baik dari sebelumnya.
“Kami lihat penyelenggaraan tahun ini lebih baik,” kata Sekertaris Jenderal Amphuri Firman M Nur kepada Republika.co.id, Rabu (26/9).

Kendati demikian, Amphuri menyebut masih ada beberapa catatan untuk menjadi bahan masukan agar penyelenggaraan haji lebih baik. Ia meminta pemerintah menyampaikan beberapa hal terkait kondisi Mina kepada Kerajaan Arab Saudi (KSA). Sebab, Arafah dan Mina adalah tempat berkumpulnya jutaan jamaah saat puncak haji.

Karena itu, perlu ada perhatian khusus pada tenda dan sanitasi di tempat tersebut. Ia mengatakan jumlah toilet di Mina sangat terbatas. Ia berharap ada terobosan untuk meningkatkan jumlahnya. Firman mencontohkan terobosan penyediaan toilet sudah dilakukan di Muzdalifah dengan membangun toilet tingkat dua.

Selain itu, menurut dia, masalah kapasitas tenda harus dicarikan solusi segera. Dengan demikian, tidak lagi ada penumpukan satu tenda dengan jamaah. “Tapi progres ini berjalan baik dan lancar,” ujar Firman.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menggelar rapat evaluasi operasional haji 2018. Evaluasi digelar di Kantor Daker Makkah dan diikuti Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, para Kepala Daerah Kerja, serta sejumlah Kepala Bidang layanan haji, mulai dari transportasi, katering, akomodasi, dan perlindungan jamaah.

Menag mengapresiasi kinerja PPIH Arab Saudi pada musim haji 1439H/2018. Menurut dia, secara umum penyelenggaraan haji tahun ini berjalan dengan baik. “Itu telah diakui publik juga oleh kalangan media massa. Bahkan Presiden Jokowi telah memberikan apresiasi atas suksesnya haji tahun ini,” ujar Menag.

ARTIKEL 54

Visa Umrah Progresif Lima Tahun, Amphuri: Belum Ada Info

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA — Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) mengaku belum mendapat informasi pemberlakuan visa progresif lima tahun untuk calon jamaah umrah. Saat ini, Amphuri masih memberlakukan visa progresif dua tahun.

Sekertaris Jenderal Amphuri Firman M Nur mengatakan pemberlakuan visa progresif dua tahun sudah dimulai sejak dua tahun lalu. Secara umum, pelaksanaan kebijakan itu berlangsung baik.

“Yang menganggu adalah isu perpanjangan lima tahun lalu, tapi info itu belum valid,” kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (26/9).

Ia mengatakan saat ini anggota Amphuri belum menerapkan visa progresif lima tahun. Alasannya, Amphuri belum mendapat informasi resmi dari pemerintah Saudi. “Dari Saudinya belum ada (pemberitahuan resmi). Itu biasanya langsung dari Saudi (tanpa melalui Kementerian Agama),” ujar Firman.

Sebab, ia mengatakan pendaftaran visa ibadah umrah dilakukan secara daring atau tanpa melalui Kemenag. Karena itu, informasi terkait kebijakan umrah biasanya langsung ditujukan pada biro perjalanan atau asosiasi.

Firman mengatakan, karena proses pengajuan visa dilakukan secara daring, hingga kini belum ada bukti yang membenarkan informasi pemberlakuan visa progresif lima tahun. Pengajuan visa dilakukan dengan mendeteksi paspor seorang calon jamaah umrah secara daring.

Apabila Kementerian Luar Negeri Arab Saudi (KSA) mendeteksi paspor tersebut melakukan perjalanan umrah ke Saudi dalam dua tahun belakangan, maka dia dikenakan visa progresif sekitar Rp 8 juta. Visa progresif berlaku selama 30 hari di Saudi.

“Soal lima tahun itu, masih simpang siur. Hanya di Whatsapp (aplikasi pesan instan) saja, kalau itu kan kesannya hoaks,” kata Firman.

Ia menjelaskan selama dua tahun pemberlakuan visa progresif, menariknya jumlah jamaah umrah kian bertambah. Ia memerinci, jumlah jamaah umrah pada 2016-2017 sekitar 860 ribu. Kemudian pada 2017-2018 naik 17 persen menjadi sekitar 1.005.00 jamaah.

“Sebetulnya (visa progresif) tidak mengurangi minat beribadah umrah,” kata dia.

Sayangnya, masa berlaku visa progresif selama 30 hari tidak dimanfaatkan sebagian besar jamaah umrah. Pasalnya, kebanyakan biro perjalanan menjual paket ibadah umrah untuk program sembilan hari, 12 hari, dan 15 hari.

“Kecuali pas Ramadhan di Saudi, itu selama 30 hari sesuai paspornya. Jadi tak semua (visa progresif) dipakai 30 hari oleh jamaah,” ujar dia

ARTIKEL 53

Sapuhi: Permintaan Perjalanan Umrah Menurun 50 Persen

IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Menguatnya dolar AS terhadap nilai tukar rupiah membawa dampak bagi pelaku usaha travel ibadah Umrah. Ketua Sarikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi menyebut saat ini terjadi penurunan permintaan sebanyak 50 persen.

“Umrah sudah mulai berjalan, sejak 1 Muharram. Peraturan baru. Memang terasa ada penurunan permintaan dari target-target yang kita buat. Permintaan belum bisa memenuhi, bahkan menurun sekitar 50 persen,” ujar Syam kepada Republika.co.id, Rabu (26/9).

Meskipun mengalami penurunan sebesar 50 persen, tiap perusahaan travel masih bisa memberangkatkan jamaahnya. Ini karena jumlah permintaan masih di atas batas minimal rombongan yaitu 10 orang.

Syam mengatakan, penurunan selain disebabkan menguatnya dolar juga karena ini baru awal musim umrah. Strategi-strategi yang disiapkan pihak travel baru terlihat efeknya nanti ketika pertengahan musim dimana permintaan setidaknya mendekati normal.

Syam berpendapat, jika melihat tren beberapa tahun lalu dimana dolar juga mengalami penguatan, permintaan untuk umrah tidak terlalu terpengaruh. Penurunan terjadi di awal karena banyak jamaah yang memilih menunggu perkembangan namun setelahnya kembali berjalan normal.

“Bagaimana strateginya itu perlu dilihat. Kita harus punya harga yang terjangkau konsumen. Ini juga masih awal, banyak yang pending dan lihat dulu perkembangan. Ini juga bukan musim libur, jadi tidak bisa bawa keluarga. Kebanyakan yang berangkat cuma pasangan suami istri. Nanti November atau Desember baru paket keluarga ini keluar,” lanjutnya.

Sementara untuk peraturan baru visa progresif bagi jamaah yang ingin melaksanakan ibadah Umrah, Syam tidak banyak berkomentar. Ia mengaku sudah mengetahui informasi tersebut, namun secara teknis masih belum jelas.

Ia bahkan menyebut peraturan baru visa progresif bagi jamaah yang sudah melakukan ibadah Umrah lima tahun terakhir masih belum berjalan. “Saya selaku pelaku usaha belum lihat peraturan ini berjalan dengan benar. Kita juga belum bisa menginformasikan lagi ke konsumen. Teknisnya bagaimana ini belum tahu. Kita baru kemarin kena visa progresif yang dua tahun dan kena 2.000 riyal,” ucap Syam.

ARTIKEL 52

Sapuhi Nilai Pelayanan Haji 2018 Relatif Lebih Baik

ARTIKEL 51

IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Ketua Sarikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi menilai pelayanan Haji 2018 relatif lebih baik. Hal ini dilihat dari pelayanan makanan dan transportasi bagi jamaah Indonesia

“Kalau dibandingkan tahun lalu, dari segi jamaah haji reguler mereka mendapat makanan lebih banyak. Mereka dapat sarapan pagi, dulu itu tidak ada,” ujar Syam kepada Republika.co.id, Rabu (26/9).

Makanan pagi didapat jamaah saat di hotel dan sebelum masa haji berlangsung. Saat ibadah berlangsung, setiap orang sibuk di Arafah dan Mina sehingga konsentrasi di hotel ditiadakan. Dari segi transportasi, Syam tidak mendengar ada keluhan mobil mogok atau jelek. Kalaupun ada permasalahan hanya satu dua dan persentasenya sangat sedikit.

Pelayanan di bidang transportasi ini bisa dibilang membaik dari tahun lalu. Keberadaan bus yang jelek ini bisa karena banyak alasan. Di antaranya kehabisan stok atau mobil keluaran tahun baru namun modelnya lama.

Sementara untuk akomodasi atau penginapan, Syam sempat mendengar ada gedung yang relatif jauh sehingga membuat jamaah merasa sedikit kurang nyaman. “Kalau kondisi di Arafah-Mina, masih tidak ada perubahan. Pelayanan sama. Tidak ada kendala untuk pengangkutan jamaah dari Arafah-Muzdalifah-Mina,” ucap Syam.

Dari sisi pelayanan kesehatan, Pemerintah Saudi memberikan pelayanan yang luar biasa baik saat di Makah, Madinah, Arafah, maupun Mina. Namun yang menjadi kendala adalah sumber daya saat menjaga jamaah yang sakit.

Syam menilai untuk jamaah yang sakitnya hanya perlu pengembalian tenaga atau fisik karena lemah dan kekurangan cairan, satu dua hari bisa selesai. Tapi untuk yang sakit kronis dan dibawa dari Indonesia, jamaah membutuhkan waktu cukup lama di rumah sakit dan akan melelahkan bagi yang menunggu.

Bahkan dari informasi yang ia dengar, Syam mengatakan, sampai kondisi terakhir ada jamaah yang belum pulang bahkan neninggal di rumah sakit. Kondisi ini berlaku baik haji reguler atau khusus.

Bagi jamaah haji khusus, ia menyebut tahun ini relatif pelayanan jauh lebih baik utamanya dari segu fasilitas. Tidak ada lagi yang menggunakan fasilitas sembarangan, karena sudah ada peraturan pelayanan minimum yang harus dipenuhi oleh penyelenggara.

Syam pun menyoroti untuk keberadaan jamaah haji non-kuota yang jumlahnya lebih banyak dari sebelumnya. Dengan kondisi ini, permintaan jamaah untuk masuk tenda dekat Jamarat menjadi membludak.

Hal ini belum diantisipasi dengan baik oleh pemerintah Arab Saudi. Ia mengatakan, koordinasi antara Menteri Luar Negeri selaku yang bertanggung jawab mengeluarkan visa dan Menteri Haji yang mengatur pelaksanaan haji masih belum sempurna.
Untuk ketentuan biometrik atau fast track yang baru berjalan di tahun ini dinilai berjalan lancar baik di Jeddah maupun Madinah. “Untuk kedatangan di tanggal-tanggal yang tidak high season atau menjelang penutupan memang lancar. Tapi menjelang penutupan kedatangan, begitu menumpuk penerbangan, antrian sedikit terlihat. Ini kebanyakan haji non-kuota, untuk haji kuota sendiri, ini sangat menolong,” ucap Syam.

Kemenag Belum Terima Tawaran Kuota Haji dari Taiwan

IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) belum menerima kabar ihwal penawaran Taiwan mengalihkan kuota haji untuk calon jamaah haji (calhaj) asal Indonesia. “Sampai saat ini, kami belum menerima tawaran jatah kuota haji Taiwan kepada Indonesia,” kata Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Ditjen PHU Kemenag Sri Ilham Lubis kepada Republika.co.id, Rabu (19/9).

Ia menjelaskan, selama ini pengaturan dan pengalokasian kuota haji masing-masing negara, berada di bawah kewenangan Pemerintah Saudi. Dengan demikian, ia mengatakan, apabila ada sisa kuota suatu negara, maka dikembalikan pada Pemerintah Saudi.

Terkait kemungkinan pengalihan kuota haji dari suatu negera, Sri menegaskan hal itu harus melalui persetujuan Pemerintah Saudi. Dia tidak menjelaskan apakah Pemerintah Saudi sudah memiliki aturan ihwal kuota sisa dari suatu negara.

Ia menuturkan, penetapan kuota haji dituangkan dalam perjanjian kerja sama (MoU) antara masing-masing negara dengan Kementerian Haji Saudi. MoU itu ditanda tangani setiap tahun, dan dimasukkan dalam sistem e-hajj.

Sebelumnya diberitakan, Taiwan menawarkan kemudahan menunaikan ibadah haji bagi masyarakat di Indonesia. Negara itu menilai Indonesia bisa menggunakan jatah kuota haji milik Taiwan.

Direktur Divisi Ekonomi Taipei Economic and Trade Office (TETO) Jack Chen-Huan Hsiao memaparkan permintaan ibadah haji dari Muslim negara tersebut tidak terlalu signifikan seperti di Indonesia. Sehingga, menurut dia, masyarakat Indonesia bisa menggunakan kuota haji itu dengan mendaftar melalui Taiwan. “Masyarakat Indonesia bisa menggunakan kuota kami untuk mendaftar haji melalui Taiwan,” kata dia, Senin (17/9).

ARTIKEL 50

Pembersihan Karpet Masjidil Haram Dilakukan Lima Tahap

IHRAM.CO.ID, MAKKAH  — Sebuah perusahaan binatu berdedikasi penuh dengan membersihkan 560 sajadah yang ada di Masjidil Haram. Supervisor perusahaan tersebut Mohammed Al-Otaibi, mengatakan pekerjaan ini dilakukan setiap hari selama Ramadhan dan musim Haji.

Seperti dilansir Saudigazette, Al-Otaibi mengatakan pekerjaan pembersihan di perusahaan laundry miliknya  diawaki oleh 50 pekerja. Sajadah tersebut melewati mengalami lima fase yang berbeda untuk mencapai hasil pembersihan yang baik.

“Jumlah karpet yang digunakan saat shalat di Masjidil Haram sekarang mencapai 40.000 lembar. Dan terakhir Ramadhan jumlahnya mencapai 35.000 karpet,” katanya.

Al-Otaibi mengatakan departemen itu memiliki jumlah karpet cadangan yang memadai. “Kami memiliki stok 65.000 karpet cadangan di gudang dan kami dapat menggunakannya kapan saja diperlukan,” tambahnya.

Menurutnya, pada tahap pertama pembersihan, para pekerja akan menghilangkan debu dari karpet. Pada fase para pekerja akan menempatkan setiap karpet di dalam mesin untuk menyedot debu. Di situ setiap perangkat dapat membersihkan dua karpet sekaligus dan hanya akan memakan waktu satu setengah menit.

Pada fase kedua, sampo dan parfum akan disemprotkan secara otomatis ke karpet sebelum membersihkannya menggunakan air murni.

“Kami menggunakan deterjen ramah lingkungan untuk membersihkan karpet,” kata Al-Otaibi.

Berbicara tentang fase ketiga, dia mengatakan karpet yang sudah dicuci akan dimasukkan ke dalam pipa untuk mengeringkannya. Pipa-pipa ini dapat menampung tiga karpet sekaligus dan air akan dibuang dalam waktu dua setengah menit.

Selama fase keempat, karpet akan diletakkan di bawah matahari selama 24 jam di musim panas dan 48 jam di musim dingin untuk menghilangkan kelembaban secara penuh.

“Tahap terakhir para pekerja akan melakukan pembersihan karpet menggunakan pembersih vakum yang kuat,” kata Al-Otaibi.

Selain itu, Al-Otaibi, perusaanya binatunya akan memperbaiki beberapa sajadah dan juga akan menghancurkan beberapa karpet yang rusak. Segala pekerjaan pembersihan dan perbaikan sajadah ini dilakukan dengan mempekerjakan penjahit yang sangat terampil.

“Kami menghancurkan beberapa karpet ketika mereka mencapai usia diasumsikan,” katanya.

Ada dua jenis sajadah yang ada di Masjidil Haram. Yang pertama memiliki panjang empat meter dan lebar 1,2 meter. Dan yang kedua dengan panjang tiga meter dan lebar 1,2 meter.

Pencucian sajadah itu memiliki dua jalur produksi dengan kapasitas harian 200 karpet. Selama musim Haji dan Ramadhan, kapasitas pembersihan akan ditingkatkan menjadi 280 karpet per jalur untuk mengambil kapasitas total mencapai 560 karpet setiap hari.
ada pertengan bulan Idul Adha, semua karpet akan dipindahkan dari Masjidil Haram kecuali masjid. Situasi akan tetap sama sampai awal Muharram ketika seluruh Haram akan kembali memakai sajdah atau berkarpet.

ARTIKEL 49

Visa Umrah Bisa Diluaskan ke Seantero Saudi

IHRAM.CO.ID,Oleh: Fitriyan Zamzami dari Jeddah

JEDDAH — Kerajaan Arab saudi secara resmi memberlakukan visa umrah yang diberlakukan untuk seluruh wilayah Arab Saudi sejak Selasa (18/9). Biasanya, visa umrah dan haji hanya diberikan untuk dua kota suci Makkah dan Madinah serta sesekali Jeddah.

Dilansir media-media lokal Arab Saudi pada Selasa (18/9), Wakil Menteri Haji dan Umrah Abdul Fattah Mashat mengatakan, jangka waktu kunjungan visa umrah selama 30 hari terlampau panjang bila hanya dihabiskan di dua kota suci. “Biasanya ibadah hanya 15 hari, jadi sekarang jamaah bisa menggunakan 15 hari untuk mengunjungi tempat-tempat menarik lainnya di Saudi,” ujarnya seperti dikutip Al Yaum, Selasa (18/9).

Ia mengatakan, agen umrah saat ini bisa mengatur tur ke kota manapun di Arab Saudi dengan mengirimkan proposal ke Kementerian Haji dan Umrah Saudi. Ajuan itu kemudian akan diteruskan kementerian lain untuk mendapat persetujuan perluasan visa kunjungan.

Pengajuan itu, menurut dia harus diselesaikan sebelum kedatangan jamaah umrah terkait. Sehingga, jadwal kunjungan jamaah umrah selama di Saudi sudah tercatat sebelum mereka melakukan kunjungan.

Musim umrah berjalan selama sepuluh bulan di Saudi. Tahun ini, ia dimajukan per 1 Muharram dari jadwal-jadwal sebelumnya yang biasanya dimulai pada 1 Safar.

Wakil Sekretaris Kementerian Haji dan Umrah Saudi, Abdul Azziz Wazzan mengatakan, sebanyak 25 ribu visa umrah telah diterbitkan dalam lima hari belakangan. Sedikitnya 8,5 juta visa umrah akan diterbitkan selama sepuluh bulan mendatang. Kerajaan Saudi menargetkan, sebanyak 15 juta jamaah umrah per tahun bisa dicapai seturut Visi 2030 Kerajaan Saudi.

Selain Makkah dan Madinah, memang ada sejumlah wilayah di Saudi yang memiliki nilai historis bagi umat Islam. Di antaranya Thaif yang jadi rencana lokasi hijrah Rasulullah sebelum akhirnya beliau memilih Madinah.

Selain itu, ada juga Tabuk yang jadi lokasi perang Tabuk, Al Ula yang merupakan lokasi bekas berdakwahnya Nabi Saleh, dan Jeddah yang merupakan bekas rute laut jamaah haji Indonesia. Selain itu, ada beberapa provinsi lain di Saudi yang biasa dijadikan lokasi wisata.

Maskapai Garuda Indonesia yang memiliki kantor cabang di Jeddah mengatakan, sejak lima tahun belakangan memang terjadi peningkatan drastis jamaah umrah dari Indonesia. “Bahkan sekarang penerbangan ke Saudi dan Timur Tengah jadi tulang punggung penerbangan internasional Garuda,” kata GM Garuda Indonesia Saudi dan Timur Tengah, Deni Karnabi Ibrahim di Jeddah, Rabu (19/9).

Ia mengatakan, Garuda Indonesia tahun ini juga telah menambah penerbangan langsung dari sejumlah daerah ke Saudi untuk bersaing merebut jamaah umrah Indonesia. Terlebih, saingan dari Maskapai negara lain seperti Saudi, Uni Emirat Arab, Filipina, Singapura, bahkan Srilangka juga mulai gencar menyasar jamaah Indonesia. “Kami yakin bisa bersaing dengan nilai-nilai lebih yang kami tawarkan,” kata dia.

Terkait perluasan visa umrah, Deni mengatakan, baru mendengar kabar tersebut. Kendati demikian, menurutnya, Garuda Indonesia telah mulai menampilkan profil-profil daerah wisata selain Makkah dan Madinah di Timur Tengah melalui inflight magazine. Bulan ini, mereka menampilkan profil soal Thaif, sebuah kota di dataran tinggi Saudi yang memilki banyak atraksi wisata dan sejarah.

Saat ini, Garuda Indonesia melayani 34 penerbangan dari sejumlah bandara di Tanah Air ke Saudi. “Dengan penambahan destinasi baru, pasti ada peningkatan wisatawan dan bisnis di Indonesia,” kata dia.

ARTIKEL 48